PENGERTIAN TAHLIL
Ada yang bilang tahlil dan tahlilan itu beda.. Ckckckck.. gw kasih tahu ya tong..
tahlil itu..adalah shighat masdar dari fi’il madly hallala yuhallilu
tahlilan yang berarti membaca kalimat La ilaha illallah (tiada tuhan yg
berhak disembah kecuali Allah) atau dengan kata lain tahlil adalah
pengertian dari zikrullah.
aku ulangi lagi..ya..
Kata Tahlilan berasal dari bahasa Arab tahliil (تَهْلِيْلٌ) dari akar kata: هَلَّلَ – يُهَلِّلُ – تَهْلِيْلا
yang berarti mengucapkan kalimat: لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ
Tahlilan Adalah..Ungkapan kalimat bagi Pelaku pelaksanaan Zikir secara
prakitkum baik yang dilakukan seorang diri maupun berjemaah.
secara umum bisa diartikan " Pelaksanan zikir (tahlil) oleh seseoarang atau jama`ah yang biasa disebut tahlilan"
Dan ingat bahwa tahlil itu adalah sedekah..sebagimana Rasulullah bersabda :
عَنْ أَبِي ذَرٍّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنَّهُ قَالَ يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ
فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ
تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ
بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ
مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى .رواه مسلم
“
Dari Abu Dzar radliallahu 'anhu, dari Nabi shalla Allahu alaihi wa
sallam, sesungguhnya beliau bersabda: "Bahwasanya pada setiap tulang
sendi kalian ada sedekah. Setiap bacaan tasbih itu adalah sedekah,
setiap bacaan tahmid itu adalah sedekah, setiap bacaan TAHLIL ITU ADALAH
SEDEKAH, setiap bacaan takbir itu adalah sedekah, dan amar ma’ruf nahi
munkar itu adalah sedekah, dan mencukupi semua itu dua rakaat yang
dilakukan seseorang dari sholat Dluha.” (Hadits riwayat: Muslim).
Dari Abu Dzar r.a. berkata, bahwasanya sahabat-sahabat Rasulullah saw. berkata kepada beliau:
“Wahai Rasulullah saw., orang-orang kaya telah pergi membawa banyak
pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa
sebagaimana kami berpuasa, namun mereka dapat bersedekah dengan
kelebihan hartanya.”Rasulullah saw. bersabda, “Bukankah Allah telah
menjadikan untukmu sesuatu yang dapat disedekahkan? Yaitu, setiap kali
tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil
adalah sedekah, menyuruh pada kebaikan adalah sedekah, melarang
kemungkaran adalah sedekah, dan hubungan intim kalian (dengan isteri)
adalah sedekah.” Para sahabat bertanya,“Wahai Rasulullah, apakah salah
seorang di antara kami melampiaskan syahwatnya dan dia mendapatkan
pahala?” Rasulullah saw. menjawab,
“Bagaimana pendapat kalian jika
ia melampiaskan syahwatnya pada yang haram, apakah ia berdosa ? Demikian
juga jika melampiaskannya pada yang halal, maka ia mendapatkan pahala.”
(Shahih Muslim, Kitab Al-Zakat, Bab Bayan Anna Ismas Shadaqah Yaqa’u Ala Kulli Nau’ Minal Ma’ruf,hadits no 1006
CONTOH HADITS DIATAS ADALAH BUKTI BAHWA DIMASA RASULULLAH ADA AKTIPITAS TAHLILAN KARNA ITULAH RASLULLAH MENJELASKAN MAKSUDNYA.
MENGINGAT TAHLIL ADALAH SEDEKAH MAKA PERHATIKAN HADITS BERIKUT INI :
Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. telah bersabda:
“Maukah kuceritakan kepadamu tentang amalmu terbaik dan paling bersih
dalam pandangan Allah swt, serta orang yang tertinggi derajatnya di
antaramu, yang lebih baik dari menyedekahkan emas dan perak serta
memerangi musuh-musuhmu dan memotong leher mereka, dan mereka juga
memotong lehermu?” Para sahabat bertanya, “Apakah itu, wahai
Rasulullah?” Beliau menjawab, “Dzikir kepada Allah swt.” (H.r. Baihaqi).
Dalam Shahih al-Bukhari, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah memiliki banyak Malaikat yang selalu bepergian di
muka bumi. Apabila mereka bertemu dengan sekumpulan orang yang berdzikir
kepada Allah, maka mereka memanggil, “Silahkan sampaikan hajat kalian”,
lanjutan hadits tersebut terdapat redaksi, “Kami menemukan mereka
bertasbih dan bertahmid kepada-Mu”…
Dari Abu Hurairah ra. dari
Abu Sa’id ra., keduanya berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Tidak ada
suatu kaum yang duduk dalam suatu majlis untuk dzikir kepada Allah
melainkan mereka dikelilingi oleh malaikat, diliputi rahmat, di turunkan
ketenangan, dan mereka disebut-sebut Allah di hadapan malaikat yang ada
disisi-Nya”
Dari hadits Mu’awiyah yang dihukumi marfu’, dia
berkata “Nabi bersabda untuk para jama’ah yang duduk berdzikir kepada
Allah: ” malaikat Jibril datang kepadaku dan menginformasikan bahwa
Allah membanggakan kamu kepada malaikat”
Sebuah hadis yang
masyhur menuturkan, bahwasanya Rasulullah saw. mengajarkan: “’Apabila
engkau melihat surga, maka merumputlah kamu semua di di dalamnya.”
Ditanyakan kepada bellau, “Apakah taman surga itu, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Yaitu kumpulan orang-orang yang sedang melakukan
dzikir kepada Allah.” (H.r. Tirmidzi).
Allah swt. berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang sebanyak banyaknya.” (Q.s. Al Ahzab: 41)
Dalam kitab I’anat al-Thalibin, yang berbunyi
كنا نعد الاجتماع إلى أهل الميت وصنعهم الطعام بعد دفنه من النياحة ووجه عده من النياحة ما فيه من شدة الاهتمام بأمر الحزن.
Berkumpul pada malam setelah kematian bukanlah menjadi tujuan. Yang
menjadi tujuan adalah berdzikir(Tahlil) dan berdoa untuk si mayit yang
sedang mengalami ujian berat sebagaimana yang ditegaskan didalam kitab
Nihayat al-zain, hal : 281 yang berbunyi :
وروي عن النبي صلى
الله عليه وسلم انه قال ما الميت في قبره الا كالغريق المغوث – بفتح الواو
المشددة – اى الطالب لان يغاث ينتظردعوة تلحقه من ابنه او اخيه او صديق له
فاذا لحقته كانت احب اليه من الدنيا وما فيها
Ketika seorang muslim
mendapat musibah (ditinggal mati keluarga, kena gempa, dll), adalah
suatu kesunahan bagi saudara-saudaranya untuk datang takziah kepadanya,
serta menghibur agar bersabar dari cobaan.Tidak ada yang lebih baik dari
menghibur serta meringankan bebannya selain daripada mengajaknya
berdzikir, mengingat Allah, dan berdoa bersama-sama, mendoakan si mayit
dan keluarga yg ditinggalkannya.
Dan sekali lagi itu adalah sedekah antar sesama dan sekaligus menjaga Ukhuwah yang juga sunnah.
MENGINGAT TAHLIL ADALAH SEDEKAH MAKA PERHATIKAN FIRMAN ALLAH BERIKUT INI BAGI ORANG YANG INGKAR
Allah pula berfirman:
الَّذِينَ يَلْمِزُونَ الْمُطَّوِّعِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فِي
الصَّدَقَاتِ وَالَّذِينَ لاَيَجِدُونَ إِلاَّ جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُونَ
مِنْهُمْ سَخِرَ اللهُ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
(orang-orang munafik) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mu'min
yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang
tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya,
maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas
penghinaan mereka itu, dan untuk mereka adzab yang pedih. [At
Taubah:79].
(terjemahan asli tanpa menambahi versi Aljumanatul-Ali;
revisi terjemah oleh lajnah pentashih Mushaf Al-Qur'an departemen Agama
republik indonesia)
JIka kita cermati uraian diatas.. wahabi
salafi sama dengan ingkar sunnah bahkan ingkar quran. Dan bagimana mau
dikatakan wahabi salafi ahlussunnah jika tanpa sadar mereka melanggar
hadits dan quran seperti tersebut diatas ??
Terserah anda mau bagimana,namun pikirkan baik baik..jika anda termasuk orang yang cerdas dan diberi akal sehat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar